Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Membuat Rekonsiliasi Bank dan Jurnal Penyesuaiannya dengan Contoh

Artikel ini secara garis besar membahas mengenai cara membuat rekonsiliasi bank dan jurnal penyesuaian setelah dilakukan rekonsiliasi dengan contohnya. Selain itu ada juga beberapa jawaban yang bisa Anda analisis berdasarkan perintah soal yang tertera.

Figur gambaran rekonsiliasi bank:

Adanya setoran dalam perjalanan, pihak perusahaan telah mencatat dana hal yang demikian sebagai kas keluar, tapi sebab masih dalam perjalanan dan belum sampai ke Bank tujuan, sehingga Bank belum mencatat adanya penambahan dana.

Sebaiknya rekonsiliasi bank rekonsiliasi bisa di lakukan minimal 1 bulan sekali, atau bisa juga dilakukan serutin mungkin.

Pengertian Rekonsilasi Bank

Rekonsiliasi bank merupakan pengerjaan penyesuaian kabar catatan kas berdasarkan perusahaan dan berdasarkan bank.

Bank secara berkala  mengirimkan statement berupa laporan rekening koran. Laporan hal yang demikian bersisi kabar perihal segala transaksi (komplit dengan bukti transaksi) penyetoran, maupun pengambilan oleh nasabah/perusahaan selama jangka waktu tertentu.

Lewat kedua bukti hal yang demikian, perusahaan bisa mengetahui jika terjadi kesalahan, yang mengakibatkan perbedaan catatan berdasarkan bank dan perusahaan.

Kenapa perlu dilakukan rekonsiliasi bank?

Rekonsiliasi laporan bank perlu dilakukan untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui jumlah penerimaan maupun pengeluaran yang belum tercatat oleh perusahaan.

Bila terdapat perbedaan yang dibuat sebab ada suatu transaksi yang belum tercatat bank maka catatan perusahaan dianggap benar, dan sebaliknya jika catatan sebab perbedaan pos-pos lain maka perlu disesuaikan antara catatan perusahaan dan catatan berdasarkan bank.

Kenapa bisa terjadi perbedaan pencatatan?

Ada sebagian faktor yang biasanya menyebabkan perbedaan catatan bank dan perusahaan diantaranya:

1. Deposit on transit (deposit/ setoran dalam perjalanan),

faktor ini yang biasanya sering menjadi penyebab pada kasus ini.

Faktor ini terjadi sebab setoran yang dikirimkan oleh perusahaan ke bank pada akhir bulan belum diterima oleh bank sampai pada bulan selanjutnya. Sehingga perusahaan telah mencatat sebagai pengeluaran (setoran) tapi bank belum mencatat sebab belum mendapatkan setoran hal yang demikian.

2. Jasa giro

Bunga yang telah diperhitungkan oleh bank tapi perusahaan belum menghitung/mencatat transaksi hal yang demikian.

3. Cek beredar (outstanding cheque)

Cek beredar merupakan cek yang telah tercatat dikeluarkan oleh perusahaan tapi si pemegang cek belum di uangkan di bank atau cheque on hand.

4. Cek kosong

Cek kosong ini menyebabkan bank tidak mencairkan uang sebab kurangnya dana setoran perusahaan tapi perusahaan telah mencatatnya sebagai pengeluaran cek.

5. Piutang wesel

Piutang wesel telah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tapi perusahaan belum mencatatnya.

Faktor-faktor penyebab perbedaan diatas telah biasa ditemukan dan telah di persiapkan penyelesaiannya oleh pihak berhubungan.

Format rekonsiliasi bank terdiri dari dua komponen merupakan:

  • Saldo Rekening Koran dan,
  • Saldo Catatan Perusahaan (nasabah)

Setelah dilakukan pengecekan dan perhitungan, kedua saldo hal yang demikian wajib usai dengan “Saldo Kas yang Benar” dengan jumlah yang sama antara keduanya.

Dilakukannya rekonsiliasi untuk menunjukan adanya perbedaan antara catatan kas berdasarkan Bank dan perusahaan. Ketika perbedaan tersebut dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, karenanya catatan peerusahaan dianggap benar. Jika perbedaan hasil dari kesalahan sebaiknya dijalankan penyesuaian.

Sebagian dokumen yang dibutuhkan dalam membikin rekonsiliasi Bank :

  • Jurnal penerimaan kas : untuk mencatat transaksi keungan dan bisa menambah saldo.
  • Jurnal pengeluaran kas : untuk mencatat segala pengeluaran kas dari segala ragam transaksi.
  • Rekening koran : ikhtisar transaksi yang telah terjadi pada jangka waktu tertentu
  • Bukti setoran ke Bank : bukti transaksi nasabah ketika melakukan setoran ke bank.
  • Bukti penerimaan dan pengeluaran kas : bukti yang dihasilkan oleh perusahaan.

Seperti dalam pembahasan sebelumnya mengenai cara membikin rekonsiliasi bank, bahwa kas merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan, karena amat berperan penting dalam mendorong keberlangsungan perusahaan. Sehingga dibutuhkan pencatatan yang bagus dalam mencatat kas supaya diperoleh laporan kas yang memperlihatkan saldo kas yang sebetulnya.

Perusahaan akan menaruh sebagian kas perusahaan di bank dan dibutuhkan rekonsiliasi pencatatan saldo kas antara pihak bank dan perusahaan. Penyusunan laporan rekonsiliasi bank bertujuan untuk mengetahui jumlah selisih saldo kas dari laporan bank yang saldo kasnya berbeda pada pembukuan perusahaan.

Untuk mengetahui karena-karena apa saja sehingga bisa terjadinya selisih saldo kas pada catatan bank dan perusahaan dan cara supaya kita bisa mengetahui saldo kas yang sama. Dalam hal ini saldo kas yang benar imbas dari perbedaan saldo kas yang terjadi karena perbedaan catatan antara catatan bank dan perusahaan.

Contoh Soal Rekonsiliasi Bank

Kasus #1

Bank ARTHA mengeluarkan rekening koran per tanggal 31 Desember 2017 yang dikirim untuk PT. BIMA menunjukkan saldo sebesar Rp. 1.550.000,- .

Bila dibandingkan dengan saldo kas di bank yang tercatat di buku besar PT. BIMA terdapat perbedaan saldo yaitu menunjukkan jumlah sebesar Rp. 1.035.000,-.

Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata perbedaan saldo tersebut disebabkan karena  adanya transaksi-transaksi berikut:

  1. Transfer (kiriman uang) dari langganan untuk pelunasan utangnya sebesar Rp.750.000,-
  2. Setoran Dalam Perjalanan (Deposit In Transit) sebesar Rp. 2.500.000,-
  3. Cek yang ditarik PT. BIMA sebesar Rp. 815.000,- untuk dicairkan ke Bank sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan. Ternyata masih belum diuangkan ke Bank oleh pegawai PT. BIMA karena terlambat.
  4. Wesel tagih yang ditagihkan melalui Bank ARTHA telah dapat tertagih dan dikreditkan dalam rekening PT BIMA sebesar Rp. 500.000,-
  5. Setoran dana dari PT. BIMA ke bank sudah dibukukan sebesar Rp. 1.250.000,-namun belum disetorkan oleh petugas perusahaan.
  6. Cek dari pelanggan yang di kliringkan ke Bank sebesar Rp. 825.000,- ternyata kosong (Non Sufficient Cheque).
  7. Bank ternyata salah mencatat pada pembukuan atas transaksi penarikan dana melalui cek yang ditarik PT. BNTANG pada rekening PT. BIMA sebesar Rp. 525.000,-

Cek-cek yang ditarik PT. BIMA sebagai berikut:

Cek Beredar

Ternyata belum diuangkan oleh penerima cek tersebut.

  • Bank telah mendebit rekening PT. BIMA untuk beban cetak buku cek sebesar Rp. 100.000,-
  • Bank mengkredit rekening PT. BIMA atas pendapatan jasa giro bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 250.000,-
  • Beban administrasi bank telah dicatat oleh Bank sebesar Rp. 50.000 namun belum dicatat PT. BIMA.

Dari data di atas anda diminta:

  1. Buatlah laporan rekonsiliasi bank PT. BIMA pada tanggal 31 Desember 2017 untuk mengetahui saldo yang benar.
  2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi yang terjadi dalam PT. BIMA.
Berikut ini adalah jawaban atas penyusunan rekonsiliasi bank dan jurnal penyesuaian dari kasus diatas.

Contoh Rekonsiliasi Bank
Jurnal Penyesuaian Rekonsiliasi


Kasus #2

PT. AKUN telah menerima rekening koran dari Bank DEBET per 31 Juli 2016 yang menunjukkan jumlah saldo sebesar Rp. 1.220.000.

Pada tanggal 1 Juli 2016 perkiraan bank di buku besar PT. AKUN  menunjukkan saldo sebesar Rp. 2.303.000. Pada bulan Juli 2016 buku penerimaan kas menunjukkan jumlah sebesar Rp. 4.730.000. sedangkan buku pengeluaran kas menunjukkan jumlah sebesar Rp. 6.572.725. Data yang berhubungan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:

  • cek pt akun yang beredar
Cek Beredar
  • Telah dikredit oleh bank, jasa giro bulan Juli 2016 sebesar Rp. 7.425
  • Cek Nomor 10203 sebesar Rp. 157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran sebesar Rp.175.000.
  • Sedangkan cek nomor 10217 sebesar Rp. 240.000 dibukukan sebesar Rp.24.000. Seluruhnya untuk pembelian barang dagangan.
  • Setoran kas sebesar Rp.925.000 pada tanggal 31 Juli 2016 belum dicatat dalam rekening koran bank karena kas bank sudah tutup.
  • Bank telah membebankan biaya administrasi bulan Juli 2016 sebesar Rp. 1.000 dan ongkos buku cek sebesar Rp, 650. Jumlah tersebut belum dibukukan oleh PT. AKUN .
  • Bank telah mengkredit rekening PT. AKUN atas kiriman uang sebesar Rp.
  • 199.950 yang diterima dari pelanggan untuk melunasi hutangnya.
  • Setoran cek yang diterima dari PT. AKUN sebesar Rp. 120.000 pada tanggal 28 Juli 2016 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi.
Diminta :

  • Buatlah Bank Rekonsiliasi per 31 Juli 2016 untuk menyesuaikan/ mencocokkan saldo menurut rekening koran dengan saldo menurut perkiraan bank.
  • Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Rekonsiliasi PT Akun
Contoh Rekonsiliasi Bank
Jurnal Penyesuaian PT Akun
Jurnal Penyesuaian Rekonsiliasi

Begitulah Artikel mengenai contoh rekonsiliasi bank dan jurnal penyesuaiannya. Semoga cara membuat rekonsiliasi bank diatas dapat membantu Anda, sekian terimakasih.

Post a Comment for "Cara Membuat Rekonsiliasi Bank dan Jurnal Penyesuaiannya dengan Contoh"