Contoh Karangan Argumentasi Bahasa Indonesia
Pengertian Karangan Argumentasi – Erlin (2011) mengistilahkan karangan sebagai “hasil mengarang, cerita, buah pena, cerita mengada-ada (yang dihasilkan-buat)”. Lewat kesibukan mengarang, seorang pengarang mewujudkan karangan berupa cerita yang dihasilkan untuk dibaca oleh orang lain. Karangan bisa diistilahkan pula sebagaihasil mengarang, artikel, cerita, tulisan yang dihasilkan oleh seorang pengarang atau penulis. Karangan yakni suatu karya tulis hasil dari kesibukan seseorang untuk menyuarakan gagasan dan menyampaikanya melewati bahasa tulis terhadap pembaca untuk dipahami. Lima variasi karangan yang biasa ditemui dalam keseharian yakni narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
karangan argumentasi yaiku, ciri ciri karangan argumentasi, jenis karangan argumentasi, arti karangan argumentasi, kerangka karangan argumentasi, tujuan karangan argumentasi, cara membuat karangan argumentasi, perbedaan karangan eksposisi dan argumentasi, membuat karangan argumentasi ,bentuk, karangan argumentasi, jenis jenis karangan argumentasi.
Widyamartaya (2010) mengatakan bahwa mengarang bisa dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kesibukan seseorang dalam menyuarakan gagasan dan menyampaikannya melewati bahasa tulis terhadap pembaca untuk dipahami dengan ideal seperti yang dimaksud oleh pengarang. Karangan yakni suatu cara kerja membentuk, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diberi pengarahan untuk menempuh tujuan tertentu dengan menerapkan suatu cara petunjuk konvensional yang bisa dipandang.Karangan terdiri dari alinea-alinea yang mencerminkan kesatuan makna yang utuh.
Pengertian Argumentasi
Argumentasi yakni wacana (karangan) yang mengemukakan alasan, model, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan sehingga orang akan termakan dan memperbaiki anggapan, gagasan, sikap, dan keyakinan kita. Walhasil dia akan berperilaku cocok dengan kita. (Kasupardi, 2010: 37).
Argumentsi yakni sebuah uraian atau artikel yang berupaya untuk membuktukan kebenaran sesuatu atau untuk menolak sesuatu anggapan. Target yang mau ditempuh yakni memberi pengaruh sikap dan anggapan pembaca atau pendengar supaya mereka mengubah sikap dan menyesuaikan dengan sikap pengarang. Dengan demikian, argumentasi menekankan pembuktian-pembuktian atas apa yang dikemukakan. Pembuktian yang dikemukakan dalam sebuah argumentasi lazimnya dipersempit pengertiannya menjadi pembuktian ilmiah yang diketahui sebagai penalaran. Pembuktian ilmiah mengatakan dengan tepet apakah sebuah pernyataan disajikan dengan benar melewati fakta, bukti, dan keterangan yang dikemukakan.
Tujuan utama argumentasi yakni untuk meyakinkan pembaca supaya mendapatkan atau mengambil suatu doktrin, sikap dan tingkah laku tertentu. Prasyarat utama untuk menulis argumentasi yakni penulisnya semestinya mahir dalam bernalar dan meyusun inspirasi yang logis.
Struktur Tulisan Argumentasi
Dasar artikel yang bersifat argumentatif yakni berdaya upaya kritis dan logis. Karenanya, dibutuhkan fakta-fakta dan data yang jitu, sehingga bisa mewujudkan penuturan logis dan menuju rangkuman yang bisa dipertanggungjawabkan. Menurut kenyataan hal yang demikian, sebelum berdiskusi mengenai artikel argumentatif, akan dikemukakan mengenai dasar penting yang menjadi landasan argumentasi. Dasar-dasar hal yang demikian antara lain:
Proposisi
Saat berdiskusi mengenai tulisan yang berbentuk argumentasi, ada suatu hal yang penting yang disebut penalaran (reasoning, jalan pikiran). Pengertian penalaran berdasarkan Keraf (2007:5) yakni
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) yakni suatu pelaksanaan berdaya upaya yang berupaya menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang dikenal menuju pada suatu rangkuman. Penalaran bukan saja bisa dijalankan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, namun bisa jug mempergunakan fakta-fakta yang sudah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk anggapan atau rangkuman.
Menurut pengertian di atas, kalimat-kalimat yang berbentuk anggapan atau rangkuman dalam hubungannya dengan pelaksanaan berdaya upaya disebut proposisi. Karenanya, proposisi diatur sebagai pernyataan yang bisa ditunjukkan kebenarannya atau bisa ditolak sebab kekeliruan yang terkandung di dalamnya (Keraf, 2007: 5).
Sebuah pernyataan bisa diperbaiki apabila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya, sebuah pernyataan atau proposisi bisa disangakal atau ditolak apabila terdapat fakta-fakta yang menyangkalnya. Proposisi senantiasa berbentuk kalimat merupakan kalimat deklaratif.
Inferensi dan Implikasi
Fakta yakni apa saja yang ada, bagus tindakan yang dijalankan ataupun momen-momen yang terjadi atau sesuatu yang ada di alam ini. Fakta yakni hal yang ada tanpa melihat atau mempersoalkan bagaimana anggapan orang-orang tentangnya. Sebaliknya, anggapan yaitu rangkuman (inferensi), pengukuran, pertimbangan, dan keyakinan seseorang perihal fakta-fakta itu. Inferensi yakni rangkuman yang diwariskan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada, meski implikasi yakni resume, merupakan suatu yang dianggap ada sebab telah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri (Keraf, 2007: 7-8).
Format Evidensi
Elemen yang paling penting dalam artikel argumentasi yakni evidensi. Pada hakikatnya evidensi yakni segala fakta yang ada, segala kesaksian, segala kabar, autoritas dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk menggambarkan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang diketahui sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam bentuknya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau kabar. Dasartulisan argumentasi (Keraf, 2007: 101-102)antara lain:
- pembicara atau pengarang patut mengenal serba sedikit perihal subjek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya,
- pengarang patut bersedia memastikan pandangan-pandangan atau anggapan-anggapan yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri,
- pembicara atau penulis argumentasi patut berupaya untuk mengemukakan pokok persoalannya dengan terang,
- pembicara atau penulis patut menyelidiki prasyarat mana yang masih dibutuhkan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam dilema yang dibahas itu, dan hingga di mana kebenaran dari pernyataan yang sudah dirumuskannya itu.
- dari segala maksud dan tujuan yang terkandung dalam dilema itu, maksud yang mana yang lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk memberi tahu dilema.
Target artikel argumentasi berdasarkan Keraf (2007: 103) antara lain:
- argumentasi itu patut mengandung kebenaran untuk merubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan,
- pengarang patut berupaya untuk menghindari tiap istilah yang bisa memunculkan prasangka tertentu,
- pengarang patut memastikan secara pas spot ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Merujuk terhadap struktur artikel argumentasi di atas, sistem-sistem yang bisa dipergunakan akan diuraikan dalam baigian berikut. Cara mana malah yang akan diaplikasikan dalam argumentasi tidakakan melanggar prinsip lazim sebuah komposisi, merupakan bahwa argumentasi itu patut terdiri dari : pendahuluan, pembuktian (tubuh argumentasi) dan rangkuman atau rumusan berdasarkan Keraf (2007: 104-107).
Pendahuluan
Penulis argumentasi patut yakin bahwa maksud suatu komponen pendahuluan yakni tak lain ketimbang menarik perhatian pembaca, mengonsentrasikan perhatian pembaca terhadap argumen-argumen yang akan dipersembahkan, serta menampilkan dasar-dasar kenapa argumentasi itu patut dikemukakan dalam kans hal yang demikian. Secara pas, pendahuluan patut mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tak spesialis sekalipun, serta mempersembahkan terhadap pembaca fakta-fakta pendahuluan yang dibutuhkan untuk memahami argumentasinya dalam hal ini berupa tesis (pikiran pokok atau arah logis artikel) yang tepat sasaran.
Pembuktian (Tubuh Argumen)
Segala pelaksanaan penyususnan argumen berlokasi pada kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah dia cakap meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukakannya itu benar, sehingga konklusi yang disimpulkannya benar. Kebenaran dalam jalan pikiran dan konklusi itu meliputi sebagian kemahiran merupakan: ketepatan seleksi fakta, pembentukan bahan dengan bagus dan teratur, kekritisan dalam berdaya upaya, penyuguhan fakta, evidensi, kesaksian, premis dan sebagainya dengan benar. Oleh karena itu, kebenaran patut dikaji, dibentuk, dan dikemukakan dengan mengadakan perhatikan, eksperimen, pembentukan fakta, evidensi danjalan pikiran yang logis. Komponen isi ini berupa penjabaran dari tesis yang diucapkan via evidensi atau fakta-fakta yang ada, beserta antitesis yang bisa menunjang isi artikel. Penyampaian fakta-fakta atau evidensi ditandai dengan penerapan kata penghubung seperti: oleh sebab itu, dengan demikian, oleh karena itu, sementara itu, sehingga, dan lainnya.
Rumusan dan rumusan
Penulis patut menjaga supaya konklusi yang disimpulkan konsisten merujuk pada tujuan, dan menyegarkan kembali daya ingat pembaca perihal apa yang sudah ditempuh, dan menjaga konklusi-konklusi itu diterima sebagai suatu yang logis. Rumusan dalam esai argumentasi berupa sintesis dari tesis dan antitesis yang dikemukakan pada komponen isi artikel.
Ciri-ciri Karangan Argumentasi
Berdasarkan Kasupardi (2010: 38) karangan argumentasi mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan tipe karangan lainnya. Adapun ciri-ciri karangan argumentasi yakni sebagai berikut:
- Mengemukakan alasan atau sangkalan sedemikian rupa dengan tujuan memengaruhi keyakinan pembaca supaya meyetujui.
- Mengusahakan mengatasi dilema.
- Membicarakan suatu keadaan sulit tanpa perlu menempuh suatu penyelesaian.
Tujuan Karangan Argumentasi
Saadie (2007:11.7), mengemukakan bahwa karangan atau artikel argumentasi ditulis dengan tujuan untuk memberikan alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu anggapan, pendirian, atau gagasan sehingga pembaca termakan dan mengoreksi gagasan, anggapan, sikap, dan keyakinan kita. Jadi, pada tiap karangan argumentasi senantiasa kita dapati alasan maupun sangkalan yang memperkuat atau menolak sesuatu guna memberi pengaruh keyakinan pembaca sehingga berpihak terhadap kita atau setuju dengan kita. Perlu kita kenal bahwa karangan atau artikel argumentasi tak cuma bertujuan untuk menyakinkan pembaca saja.
Ada tujuan lain yang diinginkan dari sebuah artikel argumentasi merupakan: (a) menentang atau membangkang suautu masukan atau pernyataan tanpa berupaya menyakinkan atau memberi pengaruh pembaca untuk memihak, tujuan utamanya kemungkinan ini yakni semata-mata untuk memberi tahu suatu pandangan, (b) mengemukakan alasan atau sangkalan sedemikian rupa dengan memberi pengaruh keyakinan pembaca supaya menyetujuinya, (c) mengusahakan suatu penyelasaian dilema, dan (d) membicarakan suatu keadaan sulit tanpa perlu menempuh suatu penyelesaian (Saadie, 2007: 11.7-11.8). Untuk menempuh maksud-maksud di atas, penulis argumentasi dituntut mempunyai prasyarat. Penulis argumentasi patut kapabel berdaya upaya kritis, logis, serta berkeinginan mendapatkan anggapan orang lain sebagai bahan pertimbangan. Kelogisan berdaya upaya, keterbukaan sikap, dan keleluasaan pandangan mempunyai peranan besar untuk memberi pengaruh orang lain.
Prasyarat-persyaratan Karangan Argumentasi yang Bagus
Untuk mewujudkan karangan argumentasi yang bagus, penulis perlu melihat sebagian hal sebagai berikut: (a) seharusnya mengenal benar pokok situasi sulit yang akan diargumentasikan beserta argumen-argumennya, (b) seharusnya berupaya mengemukakan situasi sulit yang sejelas-jelasnya sehingga gampang dipahami dan bisa meyakinkan pembaca supaya meniru apa yang dikemukakan penulis, (c) menerapkan kata-kata denotatif, rasional, objektif, dan dibentuk dalam kalimat yang tepat sasaran sehingga tak memunculkan kesalahpahaman, (d) argumentasi seharusnya mengandung kebenaran untuk menempuh sesuatu hal yang logis dan benar, (e) evidensi, bagus berupa bukti, figur, atau alasan-alasan seharusnya dikemukakan menurut akal atau penalaran sehingga tersusunlah sebuah karangan argumentasi yang logis dan sistematis, (f) menerapkan akal atau penalaran sebagai landasan berdaya upaya, (g) yakni format retorika yang acap kali diaplikasikan dalam artikel-artikel ilmiah (Liespati, 2010).
Pada hakikatnya evidensi yakni seluruh fakta yang ada, seluruh kesaksian, seluruh kabar, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk menandakan suatu kebenaran. Kedudukanya sebagai evidensi tak boleh dicampur adukkan dengan pernyataan dan penegasan. Pernyataan tak mempunyai imbas apa-apaterhadap evidensi, sebab pernyataan cuma sekadar menegaskan suatu fakta benar atau tak (Keraf, 2007: 9).
Demikian review singkat seputar Pengertian Karangan Argumentasi semoga bisa menjadi acuan bagi anda, dan seandainya tulisan ini berguna bagi anda silahkan bagikan/share tulisan ini. Terima beri sudah berkunjung.
Contoh Karangan Argumentasi Bahasa Indonesia
Contoh Argumentasi Kesehatan
Rokok mengandung banyak sekali zat yang membahayakan dan hakekatnya amat mematikan, meski memang memberikan efek yang enak. Ada banyak zat racun yang ada di rokok, satu di antaranya zat Aceton, yang lazim diaplikasikan dalam pembersih kuku.
Rokok mempunyai zat adiktif juga, sehingga orang yang mengonsumsinya akan ketagihan dan tidak bisa stop. Kandungan racun yang masuk terus menerus ke tubuh bisa merusak tubuh secara perlahan dan menyebabkan kematian.
Rokok yang terbakar itu akan mewujudkan karbon monoksida, yang ialah gas yang amat berbisa. Lazimnya gas seperti ini muncul dari kendaraan bermotor sehingga mengisap rokok sama dengan menghisap asap knalpot dari kendaraan bermotor.
Contoh Argumentasi Sampah
Sulit yang paling besar di Indonesia saat ini hakekatnya ialah sampah sebab sudah tidak terkontrol lagi. Sampah rumah tangga, terlebih plastik, menjadi satu di antara kendala yang amat besar bagi negara Indonesia. Perlu adanya langkah tepat sasaran yang bisa memangkas jumlah sampah plastik ini supaya alam tetap sehat.
Sampah yang tidak terkontrol bisa menimbulkan banyak musibah, seperti banjir yang memang sudah seperti agenda rutin. Satu di antara yang menjadi penyebabnya hakekatnya ialah perilaku masyarakat, terlebih dalam pengelolaan sampah dalam hal pembuangan. Banyak orang yang masih buang sampah secara sembarangan.
Perlu adanya pengajaran mengenai sampah dan metode buang yang baik dan benar supaya tidak salah. Pemerintah bahkan perlu memberi hukuman tegas supaya masyarakat tunduk dan disiplin dalam buang sampah.
Contoh Paragraf Argumentasi Pendidikan
Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih ketinggalan dengan pengajaran dari negara-negara lain di dunia. Pun, Indonesia masih keok dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, dalam bidang pengajaran.
Hal ini bisa disaksikan dari banyaknya penduduk mereka yang mendapatkan pengajaran sampai ke perguruan tinggi. Sementara di Indonesia, jumlah penduduk yang menerima pengajaran saja masih jauh ketinggalan dengan negara lain, apalagi di daerah-daerah ketinggalan seperti NTB, NTT, Papua, dan masih banyak lagi daerah lainnya.
Ketertinggalan pengajaran di daerah-daerah tersebut disebabkan sebab tidak meratanya pengajaran di Indonesia. Pemerintah cuma membangun fasilitas pengajaran di daerah perkotaan, terkhusus di Pulau Jawa.
Tidak cuma itu, terbatasnya jumlah guru yang ada di daerah tersebut ikut serta menjadi penyebab makin jauhnya jalan masuk pengajaran yang ada di daerah.
Jadi, pengajaran di Indonesia justru makin tidak merata serta cenderung ketinggalan sehingga belum kapabel bersaing dengan negara lain yang ada di dunia.
Contoh Paragraf Argumentasi Lingkungan
Musim kemarau pada tahun ini ialah kemarau terparah dalam kurun 10 tahun terakhir. Hujan tidak turun selama enam bulan mengakibatkan tanah dan sumber air menjadi kering. Berdasarkan BMKG, tahun ini hujan diprediksi turun pada bulan depan.
Jika hal itu terjadi, bisa dipastikan bahwa kemarau tahun ini bukanlah kemarau yang lazim, dikarenakan terjadi selama tujuh bulan. Meskipun, berdasarkan data yang dikasih tahu oleh BMKG tahun lalu, kemarau biasanya cuma terjadi selama lima bulan.
Dengan demikian, petani banyak yang merugi sebab gagal panen sebab tidak ada air yang mengairi sawah mereka.
Post a Comment for "Contoh Karangan Argumentasi Bahasa Indonesia"